Kamis, 02 Oktober 2014

MACAM-MACAM BENTUK, TUJUAN, PROSEDUR, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PEMBELAJARAN



MACAM-MACAM BENTUK, TUJUAN, PROSEDUR, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PEMBELAJARAN
Oleh: Akh. Mufris

Abstrak
Metode pembelajaran mengalami inovasi dari masa ke masa, mengikuti perkembangan zaman.
Beberapa metode pembelajaran yaitu meeting diskusi dan demonstrasi, training bebasis komputer, permainan simulasi, On The Job Training. Tidak ada metode yang sempurna, setiap metode memiliki tujuan dan peran yang berbeda, memiliki kelebihan dan kelemahan serta cara penerapannya pun berbeda.

Kata kunci : Metode, Pembelajaran

Pendahuluan
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaan yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.

Diskusi dan Demonstrasi
1.  Diskusi
Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan pada para siswa/peserta (kelompok-kelompok) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut, dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga semua peserta (kelompok) kembali dengan paham yang dibina bersama.
Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai berikut:
a.    The social problema meeting
Para peserta berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelasnya dengan harapan peserta akan terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b.    The open-ended meeting
Para peserta berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
c.    The educational-diagnosis meeting
Para peserta berbincang-bincang mengenai sautu materi yang dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas materi yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.
Dalam mengaplikasikan metode diskusi, untuk efektifitas penggunaan metode ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagaimana berikut:
a.    Persiapan
       -    Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
-    Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlah disesuaikan dengan sifat diskusi.
-    Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
-    Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
b.    Pelaksanaan diskusi
-    Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)
-    Membagi-bagi dalam diskusi
-    Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
-    Mencatat ide-ide/saran-saran yang penting
-    Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
-    Menciptakan situasi yang menyenangkan.
c.    Tindak lanjut diskusi
-    Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi
-    Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
-    Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dianalisa dan perbaikan diskusi di masa yang akan datang.
Keuntungan dan Kelemahan
Metode ini memiliki keuntungan dan kelemahan, diantara keuntungannya adalah :
a.    Melibatkan semua peserta secara langsung dalam pembelajaran.
b.    Setiap peserta dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan materi masing-masing.
c.    Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.
d.    Menumbuhkan kepercayaan akan kemampuannya.
e.    Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para peserta.
Sedangkan kelemahan dalam metode ini yaitu:
a.    Hasilnya tidak dapat diprediksi, karena tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota.
b.    Memerlukan keterampilan tertentu.
c.    Jalannya diskusi dapat didominasi oleh beberapa peserta yang menonjol.
d.    Diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang cukup lama.
e.    Apabila suasana semakin hangat, biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya.

2. Demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan atau benda. Metode demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi ini merupakan metode dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Metode demonstrasi memiliki tujuan pokok, yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
Demostrasi harus dipersiapan dengan teliti dan cermat, untuk itu ada beberapa hal diantaranya :
a.       Perumusan tujuan intruksional  khusus yang jelas
b.      Menetapkan garis besar  langkah-langkah pelaksanaan
c.       Mempertimbangakan waktu yang dibutuhkan
d.      Selama demonstrasi berlangsaung pendidik dapat mempertanyakan kepada peserta didik, tentang ; apakah keterangan dapat didengar dengan jelas, waktunya cukup atau kurang dan seterusnya
e.    Mempetimbangan alat bantu ( peraga )
f.     Menetapkanrencana untuk menilai kemajuan peserta didik.
Metode Demontrasi memiliki kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah:
a.    Keaktifan perserta didik bertambah
b.    Pengalaman peserta didik bertambah
c.    Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama
d.   Pengertian lebih cepat dicapai
e.    Perhatian peserta didik terpusat penuh pada pokok pelajaran
f.     Menurangi kesalahan
g.    Masalah yang timbul dapat langsung terjawab
Sedangkan kekurangan metode demonstrasi, yaitu:
a.    Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal (sangat mengusai)
b.    Sulit dilakukan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.

Training Berbasis Kompeterisasi
Training berbasis Komputerisasi atau dikenal dengan CBT (Computer Based Training) merupakan media komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan dan pengenalan materi.
Beberapa  alasan  suatu  lembaga  pelatihan  menggunakan  CBT.  Hasil yang  bisa  didapat  oleh  manager  pelatihan  setelah  menginvestasi  CBT  dalam managemen  organisasi.  Seharusnya  kita  mempertimbangkan  keutuhan  yang akan  di  dapat  dalam  menggunakan  CBT.  
Keuntungan  dari  CBT  dalam  memperkecil  biaya  pelatihan  bagi  siswa diantaranya adalah :
a.    Memperkecil biaya perjalanan dan biaya pekerjaan peserta.
Dalam  banyak  hal  perangkat  komputer  dapat  ditempatkan  pada  lokasi yang  berlainan,  agar  peserta  dapat  berlatih  dengan  pekerjaan  yang  dekat dengan  tempat  mereka.  Bagi  perusahaan  besar  yang  tersebar  diberbagai tempat,  pekerja  dapat  melakukan   penghematan  pekerjaan  yang  sangat besar.
b.    Mengurangi waktu pelatihan.
Terdapat fakta-fakta yang kuat mendukung klaim perusahaan, bahwa para siwa  dalam  program  CBT  menyelesaikan  pelatihannya  sekitar  30%  lebih cepat  dibanding  jika  mereka  dilatih  dengan  program  yang  sama  dalam suatu ruang kelas.
c.    Pelatihan yang tepat pada waktunya
Suatu  program  pelatihan  CBT  dapat  diselenggarakan  pada  peserta  saat mereka  perlukan.  Pengguna  baru  tidak  mempunyai  waktu  cukup  untuk orang-orang  dalam  organisasi.  Meraka  akan  menggunakan  orientasi  CBT program untuk bekerja sama dengan organisasi tersebut.
d.    Mengatasi masalah perbandingan antara peserta dan instruktur.
Apakah  acuan  terhadap  instruktur  atau  fasilitator  yang  mengelola  pesertapeserta  dalam  ruang  kelas  atau  instruktur  yang  mengakhiri   tanya  jawab, peserta-peserta  yang  tersebar  diberbagai  tempat  dengan  solusi  yang  sama. Instruktur  atau  fasilitator  yang  menggunakan  CBT  dapat  mengatur  atau memberi pertimbangan lebih banyak bagi peserta-pesertanya.
e.    Mengurangi jumlah operasional perangkat keras
Untuk  instansi  yang  memiliki  beberapa  perusahaannya  yang  menangani biaya  hidup  dari  karyawannya  dapat  dipermudah  dengan  pertimbangan penggunaan komputer.
f.     Mengurangi kerusakan peralatan
Sebagai  contoh  pada  latihan  penerbangan,  dapat  dilakukan  dengan simulasi dengan pengendalian komputer. Hal tersebut dapat menghindari pemakaian pasawat sebenarnya dan timbulnya kerusakan-kerusakan yang membutuhkan biaya besar.
Disamping kelebihan Pelatihan Berbasis Komputer juga memiliki kelemahan, yaitu:
a.    Membutuhkan pelatih dan peserta yang mumpuni di bidang komputer.
c.    Ketergantungan pada Komputer.

Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya.
Dalam kamus Bahasa Inggris karangan Echols dan Shadily  bahwa simulasi berarti pekerjaan tiruan/meniru. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa simulasi merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Pengertian model permainan simulasi  (simulation game model)  menurut  Richard Richard Kindsvatter adalah berikut ini. A simulation is a dynamic model illustrating a physical (nonhuman) or social (human) system that is abstracted from reality and simplified for study purposes. (Permainan simulasi adalah sebuah model penggambaran yang dinamis tentang suatu sistem sosial (manusia) atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi dari realita dan disederhanakan untuk alasan studi).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur pada model permainan simulasi adalah: sistem sosial atau fisik (physical or social system), abstraksi (abstracted), realitas (reality) dan penyederhanaan (simplified) dan alasan studi (study purposes). Jadi, permainan simulasi adalah model yang mengilustrasikan atau menggambarkan baik sistem sosial maupun sistem fisik yang diabstraksi dari realitas dan disederhanakan. Berdasarkan peristiwa yang  sebenarnya, dilakukan abstraksi (pemindahan) terhadap kondisi-kondisi yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut, ditambah dengan penyederhanaan-penyederhanaan, kemudian menyusun ulang peristiwa tersebut sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah disederhanakan. Di samping itu, metode permainan simulasi cocok diterapkan pada semua tingkatan siswa, dari siswa taman kanak-kanak, sampai siswa pada tingkatan yang lebih tinggi.
1. Pola Dasar Permainan Simulasi
Permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain dan berdiskusi. Bermain dan diskusi di sini dilaksanakan dalam kelompok. Oleh karena itu, permainan merupakan suatu kegiatan kelompok. Sebagai suatu metode, maka pola dasar permainan simulasi adalah berikut ini.
a.  Ada kelompok belajar atau kelompok siswa yang akan melaksanakan kegiatan permainan simulasi yang terdiri atas 10-15 orang. Jika dalam keadaan terpaksa, bisa dilaksanakan kurang atau lebih dari jumlah tersebut.
b.  Setiap warga belajar (siswa) yang mengikuti permainan simulasi tersebut dinamakan peserta. Dari seluruh peserta ini, dapat dibagi-bagi penamaannya dalam kelompok itu, yakni ada yang dinamakan fasilitator, pemain, peneliti, pemegang peran, dan penonton.
c.  Permainan simulasi mempunyai alat permainan yang disebut beberan lengkap dengan gaco dan alat penentu langkah, kartu berwarna, buku pegangan fasilitator, buku catatan fasilitator. Beberan berupa kertas manila yang dibentangkan sebagai media permainan. Pesan-pesan permainan dituliskan pada beberan dan pada katu berwarna.
d.  Bermain dan berdiskusi dilaksanakan berdasarkan aturan main dan menurut pesan-pesan yang ada dalam beberan atau kartu berwarna. Pada akhir permainan dibuatkan simpulan oleh fasilitator sebagai hasil simpulan diskusi.

2. Tujuan Permainan Simulasi
Simulasi sebagai metode mengajar bertujuan:
a.  Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
b.  Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
c.  Melatih memecahkan masalah,
d.  Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam memelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya,
e.  Memberikan motivasi belajar kepada siswa,
f.  Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
g.  Menumbuhkan daya kreatif siswa,
h.  Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
3. Fase-fase dalam Permainan Simulasi
Fase-fase dalam model pembelajaran permainan simulasi telah dikembangkan oleh Bruce Joyce et al. Fase-fase dalam model pembelajaran permainan simulasi dibagi atas empat bagian, yaitu: (1) orientasi (orientations), (2) penyiapan peserta, dalam hal ini siswa (participant preparations), (3) pelaksanaan simulasi (simulation/enactment operations), (4) diskusi hasil-hasil simulasi (debriefing discussion).
Paparan tentang fase-fase model pembelajaran permainan simulasi akan memberikan pedoman dalam operasional permainan.
a.  Orientasi
Fase ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) menjelaskan aturan permainan simulasi,
2) pandangan terhadap permasalahan yang akan disimulasikan,
3) penjelasan terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Siswa memerlukan orientasi terhadap permainan simulasi yang akan diikuti. Fase ini bermanfaat bagi siswa jika sebelumnya tidak pernah mengikuti kegiatan pembelajaran yang menggunakan simulasi. Perlu dijelaskan kepada siswa mengenai permasalahan yang akan disimulasikan, termasuk juga mengapa digunakan metode ini dalam pembelajaran.
Bagian terpenting dalam fase ini adalah penjelasan terhadap situasi simulasi. Siswa diberikan bayangan-bayangan dalam pelaksanaan simulasi. Hal lain yang perlu dijelaskan kepada siswa adalah tentang tujuan yang akan dicapai setelah permainan simulasi selesai. Penjelasan terhadap situasi permainan dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman dalam melakukan pembahasan terhadap hasil-hasil simulasi.
b. Penyiapan peserta
Bagian-bagian dari fase ini adalah:
1) menyusun skenario simulasi
2) menetapkan prosedur
3) mengorganisasikan peserta
Pada fase ini, guru menyusun dan menjelaskan kepada siswa skenario simulasi, yaitu tentang apa saja yang akan dilakukan oleh peserta simulasi. Termasuk di dalamnya adalah aturan-aturan yang harus diikuti siswa, prosedur dan keputusan-keputusan yang harus dilakukan siswa dalam simulasi. Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan peserta. Jika siswa perlu dikelompokkan, maka guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok. berikutnya adalah pembagian peranan dalam permainan simulasi. Siapa atau kelompok mana yang mempunyai suatu peranan perlu dijelaskan kepada siswa. Juga, apa yang dilakukan oleh masing-masing pemegang peran.
c. Pelaksanaan simulasi
Bagian-bagian fase ini terdiri atas simulasi, dan penutup simulasi. Fase pelaksanaan simulasi adalah bagian utama dari metode ini. Pada fase ini, semua komponen berinteraksi untuk memperoleh pengalaman-pengalaman yang disimulasikan, selanjutnya hal itu dipahami sebagai bagian dari pelajaran. Siswa menerapkan permainan, sementara guru memfasilitasi pelaksanaan simulasi. Fasilitasi yang dilakukan oleh guru sangat penting, karena guru menginginkan siswa mempunyai cukup kebebasan untuk menganalisis situasi, menyelesaikan permasalahan, dan membuat keputusan tanpa terlalu banyak campur tangan dari guru. Siswa akan mempunyai pengertian di dalam dirinya bahwa mereka telah melakukan sesuatu untuk memperoleh pengetahuan bagi mereka sendiri. Singkatnya, guru hanya mengarahkan jika perlu, khususnya menjaga siswa agar berada dalam perannya masing-masing. Akhirnya, guru menutup simulasi, jika permainan tersebut sudah berakhir.
d. Diskusi
Bagian dari fase diskusi adalah berikut ini.
1) Refleksi terhadap pelaksanaan simulasi,
2) Menghubungkan simulasi dengan dunia nyata.
Permainan simulasi bukanlah pengalaman belajar, tetapi pembelajaran yang sebenarnya baru ditentukan setelah diskusi. Setalah diskusi berakhir, barulah siswa memperoleh pelajaran yang dituntut untuk dikuasai oleh siswa. Menurut Stadsklev, pada fase ini terdapat empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: pengalaman, identifikasi, analisis, dan generalisasi.
Pada fase ini, semua pengalaman yang diperoleh selama simulasi perlu direview agar nantinya dihubungkan dengan pelajaran dan dunia nyata. Identifikasi bermakna mendeskripsikan pengalaman dalam data-data yang terkumpul. Analisis dilakukan untuk melihat simulasi secara lebih mendalam dan bermakna, sehingga diperoleh pemahaman yang lebih baik. Terakhir adalah generalisasi, yaitu membuat generalisasi dari hasil-hasil yang diperoleh selama simulasi untuk memperoleh pengetahuan yang dituntut untuk dikuasai oleh siswa.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
a.  Aktivitas simulasi menyenangkan siswa sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas-aktivtas simulasi sendiri tanpa bantuan siswa.
c.  Memungkinkan eksperimen tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
d.  Tdak memerlukan skill komunikasi yang pelik dalam bentuk aktivitas.
e.  Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
f.  Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
g.  Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
h.  Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
i.   Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
a.  Efektivitasnya dalam memajukan proses belajar mengajar belum terbuktikan oleh riset.
b. Sering mendapatkan kritik dari orang tua karena aktivitas ini melibatkan permainan.
c. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
d. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
e. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Metode On The Job Training.
1. Pengertian On The Job Training
On  The  Job  Training  adalah  “pelatihan  di  tempat  kerja  yang  diselenggarakan  dengan  maksud membentuk  kecakapan  tenaga  kerja  yang  diperlukan  untuk  suatu  pekerjaan tertentu”.  On  the  job  training  adalah  suatu  bentuk  pembekalan  yang  dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja atau transfer knowledge.  Pelatihan ini langsung menerjunkan  peserta didik  sesuai dengan  job description atau jobdesc masing-masing di bawah pengawasan dan bimbingan. On The Job Training  merupakan pelatihan yang langsung dilaksanakan di tempat  kerja  dengan  penerapan  pengetahuan  dan  ketrampilan  yang  diperoleh  di sekolah.  On  The  Job  Training  dilakukan  untuk  memperbaiki  dan  meningkatkan penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dan rutin sehingga diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

2. Peranan, Tujuan On The Job Trining On.
Peranan  sebagai  dasar  dalam  setiap  kegiatan  maka  dalam  On  The  Job Training  diperlukan tujuan yang jelas. Peranan dari On The Job Training adalah:
a.  Peserta mampu menyesuaikan diri dengan dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
b.  Peserta memiliki tingkat kompetensi standar sesuai dengan dipersyaratkan oleh dunia kerja.
c.  Peserta menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu
d.  Peserta  dapat  menyerap  teknologi  dan  budaya  kerja  untuk  pengembangan dirinya.
Pengenalan dunia kerja kepada peserta didik melalui  On The Job Training dapat  memberikan  pengalaman  kerja  yang  sesungguhnya  dan  peserta  didik memiliki etos kerja yang memiliki nilai ekonomi dan etos kerja yang kreatif dan bermutu.
Metode On the job training memiliki tujuan, yaitu:
1.   Memperoleh pengalaman langsung (bagi karyawan baru) mengenal jenis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2.      Mengamati secara langsung apa yang menjadi tanggung jawabnya, melihat apa yang harus dikerjakan, mempu menunjukkan apa yang dikerjakan (salah dan benar) kemudian mampu menjelaskan tentang apa yang dikerjakan.
3.   Meningkatkan kemampuan dan keterampila dengan jelas, mengamati, melihat, dan mengerjakan sendiri dibawah bimbingan supervisor.
4.   Meningkatkan kecpatan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan mengulang-ulang jenis pekerjaan yang sama disertai kepercayaan diri.
5.      Meningkatkan diri mulai dari tingkat dasar, terampil dan akhirnya menjadi mahir.
Kelebihan dan Kelemahan On The Job Trining
Berikut beberapa kelebihan on the job Trining:
a.  Karyawan melakukan pekerjaan yang sesungguhnya, bukan tugas yang disimulasikan.
b.  Karyawan mendapat instruksi dari karyawan senior berpengalaman yang telah melaksanakan tugas dengan baik.
c.  Pelatihan dilaksanakan di dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya, dalam kondisi normal tanpa membutuhkan fasilitas pelatihan khusus.
d.  Bersifat informal, tidak mahal, dan mudah dijadwalkan.
e.  Dapat menciptakan hubungan kerja sama langsung antara karyawan dan pelatih.
f.  Pelatihan sangat relevan dengan pekerjaan dan membantu memotivasi kinerja tinggi.
Adapun kelemahan on the job trining adalah :
a.    Motivasi pelatih kurang untuk melatih, sehingga pelatihan jadi kurang serius.
b.  Pelatih dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, namun kurang memiliki kemampuan melatih orang lain agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
c.    Pelatih kurang / tidak memiliki waktu untuk melatih dan kemudian menghapus elemen penting dalam proses pelatihan.
d.  Karyawan yang tidak terlatih dengan baik  mungkin memiliki dampak negatif pada pekerjaan dan organisasional.

Rangkuman
Metode pemebalajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengadakan interaksi antara guru dengan siswa. Metode pembelajaran jenisnya sangat beragam dan setiap metode memiliki kelebihan  dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu dalam prakteknya dalam pembelajaran mustahil hanya menggunakan satu metode mengajar. Kombinasi menggunakan dari beberapa metode pembelajaran merupakan keharusan dalam praktek mengajar.
Dalam penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (siswa), keadaan lingkungan, sarana prasarana, kemampuan guru dan siswa.

0 komentar:

Posting Komentar