MACAM-MACAM
BENTUK, TUJUAN, PROSEDUR, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PEMBELAJARAN
Oleh:
Akh. Mufris
Abstrak
Metode pembelajaran mengalami inovasi dari masa ke masa, mengikuti
perkembangan zaman.
Beberapa metode pembelajaran yaitu meeting diskusi dan demonstrasi, training bebasis komputer, permainan simulasi, On The Job Training. Tidak ada metode yang sempurna, setiap metode memiliki tujuan dan peran yang berbeda, memiliki kelebihan dan kelemahan serta cara penerapannya pun berbeda.
Beberapa metode pembelajaran yaitu meeting diskusi dan demonstrasi, training bebasis komputer, permainan simulasi, On The Job Training. Tidak ada metode yang sempurna, setiap metode memiliki tujuan dan peran yang berbeda, memiliki kelebihan dan kelemahan serta cara penerapannya pun berbeda.
Kata kunci : Metode,
Pembelajaran
Pendahuluan
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang
wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan
kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi
bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan
berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik.
Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk
dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu
serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru
adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah
performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas
sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus
menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan
metode pembelajaan yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus
mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Di bawah ini adalah beberapa
metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
Diskusi
dan Demonstrasi
1. Diskusi
Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana
guru memberi kesempatan pada para siswa/peserta (kelompok-kelompok) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Diskusi
bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut, dalam diskusi, setiap orang
diharapkan memberikan sumbangan sehingga semua peserta (kelompok) kembali
dengan paham yang dibina bersama.
Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai berikut:
a. The social problema
meeting
Para
peserta berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelasnya dengan harapan
peserta akan terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku.
b. The open-ended
meeting
Para
peserta berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan
kehidupan mereka sehari-hari.
c. The
educational-diagnosis meeting
Para
peserta berbincang-bincang mengenai sautu materi yang dengan maksud untuk
saling mengoreksi pemahaman mereka atas materi yang telah diterimanya agar
masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.
Dalam mengaplikasikan metode diskusi, untuk efektifitas penggunaan metode
ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagaimana berikut:
a. Persiapan
- Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan
diskusi lebih terjamin.
- Peserta diskusi harus
memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlah disesuaikan dengan sifat diskusi.
- Penentuan dan perumusan masalah yang akan
didiskusikan harus jelas.
- Waktu dan tempat diskusi harus tepat,
sehingga tidak akan berlarut-larut.
b. Pelaksanaan diskusi
- Membuat struktur kelompok (pimpinan,
sekretaris, anggota)
- Membagi-bagi dalam diskusi
- Merangsang seluruh peserta untuk
berpartisipasi
- Mencatat ide-ide/saran-saran yang penting
- Menghargai setiap pendapat yang diajukan
peserta
- Menciptakan situasi yang menyenangkan.
c. Tindak lanjut diskusi
- Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi
- Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan
koreksi seperlunya
- Membuat penilaian
terhadap pelaksanaan diskusi untuk dianalisa dan perbaikan diskusi di masa yang
akan datang.
Keuntungan dan Kelemahan
Metode ini memiliki keuntungan dan kelemahan, diantara
keuntungannya adalah :
a. Melibatkan semua peserta
secara langsung dalam pembelajaran.
b. Setiap peserta dapat menguji tingkat
pengetahuan dan penguasaan materi masing-masing.
c. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berfikir dan sikap ilmiah.
d. Menumbuhkan kepercayaan akan kemampuannya.
e. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokratis para peserta.
Sedangkan
kelemahan dalam metode ini yaitu:
a. Hasilnya tidak dapat diprediksi, karena
tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota.
b. Memerlukan keterampilan tertentu.
c. Jalannya diskusi dapat didominasi oleh
beberapa peserta yang menonjol.
d. Diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang
cukup lama.
e. Apabila suasana semakin hangat, biasanya
sulit untuk membatasi pokok masalahnya.
2. Demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran
dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar pada umumnya penjelasan verbal
dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan atau benda. Metode
demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan
sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi
ini merupakan metode dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan
urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Metode demonstrasi memiliki tujuan
pokok, yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara
melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
Demostrasi harus dipersiapan dengan teliti dan cermat, untuk
itu ada beberapa hal diantaranya :
a. Perumusan tujuan intruksional khusus yang jelas
b. Menetapkan garis besar langkah-langkah pelaksanaan
c. Mempertimbangakan waktu yang
dibutuhkan
d. Selama demonstrasi berlangsaung
pendidik dapat mempertanyakan kepada peserta didik, tentang ; apakah keterangan
dapat didengar dengan jelas, waktunya cukup atau kurang dan seterusnya
e. Mempetimbangan alat bantu ( peraga )
f. Menetapkanrencana untuk menilai
kemajuan peserta didik.
Metode Demontrasi memiliki kelebihan
dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah:
a. Keaktifan perserta didik bertambah
b. Pengalaman peserta didik bertambah
c. Pelajaran yang diberikan lebih tahan
lama
d. Pengertian lebih cepat dicapai
e. Perhatian peserta didik terpusat
penuh pada pokok pelajaran
f. Menurangi kesalahan
g. Masalah yang timbul dapat langsung
terjawab
Sedangkan kekurangan metode
demonstrasi, yaitu:
a. Metode ini membutuhkan kemampuan
yang optimal (sangat mengusai)
b. Sulit dilakukan kalau tidak
ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.
Training
Berbasis Kompeterisasi
Training berbasis Komputerisasi atau dikenal dengan CBT (Computer
Based Training) merupakan media komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive
yang dibuat sebagai alat pelatihan dan pengenalan materi.
Beberapa alasan suatu
lembaga pelatihan menggunakan
CBT. Hasil yang bisa
didapat oleh manager
pelatihan setelah menginvestasi
CBT dalam managemen organisasi.
Seharusnya kita mempertimbangkan keutuhan
yang akan di dapat
dalam menggunakan CBT.
Keuntungan dari CBT
dalam memperkecil biaya
pelatihan bagi siswa diantaranya adalah :
a. Memperkecil biaya
perjalanan dan biaya pekerjaan peserta.
Dalam banyak
hal perangkat komputer
dapat ditempatkan pada
lokasi yang berlainan, agar peserta dapat
berlatih dengan pekerjaan
yang dekat dengan tempat
mereka. Bagi perusahaan
besar yang tersebar
diberbagai tempat, pekerja dapat
melakukan penghematan pekerjaan
yang sangat besar.
b. Mengurangi waktu
pelatihan.
Terdapat
fakta-fakta yang kuat mendukung klaim perusahaan, bahwa para siwa dalam
program CBT menyelesaikan
pelatihannya sekitar 30%
lebih cepat dibanding jika
mereka dilatih dengan
program yang sama
dalam suatu ruang kelas.
c. Pelatihan yang tepat
pada waktunya
Suatu program
pelatihan CBT dapat
diselenggarakan pada peserta
saat mereka perlukan. Pengguna
baru tidak mempunyai
waktu cukup untuk orang-orang dalam
organisasi. Meraka akan
menggunakan orientasi CBT program untuk bekerja sama dengan
organisasi tersebut.
d. Mengatasi masalah
perbandingan antara peserta dan instruktur.
Apakah acuan
terhadap instruktur atau
fasilitator yang mengelola
pesertapeserta dalam ruang
kelas atau instruktur
yang mengakhiri tanya
jawab, peserta-peserta yang tersebar
diberbagai tempat dengan
solusi yang sama. Instruktur atau
fasilitator yang menggunakan
CBT dapat mengatur
atau memberi pertimbangan lebih banyak bagi peserta-pesertanya.
e. Mengurangi jumlah
operasional perangkat keras
Untuk instansi
yang memiliki beberapa
perusahaannya yang menangani biaya hidup
dari karyawannya dapat
dipermudah dengan pertimbangan penggunaan komputer.
f. Mengurangi kerusakan
peralatan
Sebagai contoh
pada latihan penerbangan,
dapat dilakukan dengan simulasi dengan pengendalian komputer.
Hal tersebut dapat menghindari pemakaian pasawat sebenarnya dan timbulnya
kerusakan-kerusakan yang membutuhkan biaya besar.
Disamping kelebihan Pelatihan Berbasis Komputer juga memiliki kelemahan,
yaitu:
a. Membutuhkan pelatih dan
peserta yang mumpuni di bidang komputer.
c. Ketergantungan pada
Komputer.
Permainan
Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang
artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau
perbuatan yang pura-pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar
dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui
perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi,
atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah
dalam keadaan yang sebenarnya.
Dalam kamus Bahasa Inggris karangan
Echols dan Shadily bahwa simulasi
berarti pekerjaan tiruan/meniru. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
bahwa simulasi merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk
tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Pengertian model permainan
simulasi (simulation game model) menurut
Richard Richard Kindsvatter adalah berikut ini. A simulation is a
dynamic model illustrating a physical (nonhuman) or social (human) system that is
abstracted from reality and simplified for study purposes. (Permainan simulasi
adalah sebuah model penggambaran yang dinamis tentang suatu sistem sosial
(manusia) atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi dari realita dan
disederhanakan untuk alasan studi).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat
dikatakan bahwa unsur-unsur pada model permainan simulasi adalah: sistem sosial
atau fisik (physical or social system), abstraksi (abstracted), realitas
(reality) dan penyederhanaan (simplified) dan alasan studi (study purposes).
Jadi, permainan simulasi adalah model yang mengilustrasikan atau menggambarkan
baik sistem sosial maupun sistem fisik yang diabstraksi dari realitas dan
disederhanakan. Berdasarkan peristiwa yang
sebenarnya, dilakukan abstraksi (pemindahan) terhadap kondisi-kondisi
yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut, ditambah dengan
penyederhanaan-penyederhanaan, kemudian menyusun ulang peristiwa tersebut
sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah disederhanakan. Di samping itu, metode
permainan simulasi cocok diterapkan pada semua tingkatan siswa, dari siswa
taman kanak-kanak, sampai siswa pada tingkatan yang lebih tinggi.
1. Pola Dasar Permainan Simulasi
Permainan simulasi merupakan gabungan
antara bermain dan berdiskusi. Bermain dan diskusi di sini dilaksanakan dalam
kelompok. Oleh karena itu, permainan merupakan suatu kegiatan kelompok. Sebagai
suatu metode, maka pola dasar permainan simulasi adalah berikut ini.
a. Ada
kelompok belajar atau kelompok siswa yang akan melaksanakan kegiatan permainan
simulasi yang terdiri atas 10-15 orang. Jika dalam keadaan terpaksa, bisa
dilaksanakan kurang atau lebih dari jumlah tersebut.
b. Setiap
warga belajar (siswa) yang mengikuti permainan simulasi tersebut dinamakan
peserta. Dari seluruh peserta ini, dapat dibagi-bagi penamaannya dalam kelompok
itu, yakni ada yang dinamakan fasilitator, pemain, peneliti, pemegang peran,
dan penonton.
c. Permainan
simulasi mempunyai alat permainan yang disebut beberan lengkap dengan gaco dan
alat penentu langkah, kartu berwarna, buku pegangan fasilitator, buku catatan
fasilitator. Beberan berupa kertas manila yang dibentangkan sebagai media
permainan. Pesan-pesan permainan dituliskan pada beberan dan pada katu
berwarna.
d. Bermain
dan berdiskusi dilaksanakan berdasarkan aturan main dan menurut pesan-pesan
yang ada dalam beberan atau kartu berwarna. Pada akhir permainan dibuatkan
simpulan oleh fasilitator sebagai hasil simpulan diskusi.
2. Tujuan Permainan Simulasi
Simulasi sebagai metode mengajar
bertujuan:
a. Melatih
keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan
sehari-hari,
b. Memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
c. Melatih
memecahkan masalah,
d. Meningkatkan
keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam memelajari situasi yang hampir
serupa dengan kejadian yang sebenarnya,
e. Memberikan
motivasi belajar kepada siswa,
f. Melatih
siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
g. Menumbuhkan
daya kreatif siswa,
h. Melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
3. Fase-fase dalam Permainan Simulasi
Fase-fase dalam model pembelajaran
permainan simulasi telah dikembangkan oleh Bruce Joyce et al. Fase-fase dalam
model pembelajaran permainan simulasi dibagi atas empat bagian, yaitu: (1)
orientasi (orientations), (2) penyiapan peserta, dalam hal ini siswa
(participant preparations), (3) pelaksanaan simulasi (simulation/enactment
operations), (4) diskusi hasil-hasil simulasi (debriefing discussion).
Paparan tentang fase-fase model
pembelajaran permainan simulasi akan memberikan pedoman dalam operasional
permainan.
a. Orientasi
Fase ini dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
1) menjelaskan aturan permainan simulasi,
2) pandangan terhadap permasalahan yang akan
disimulasikan,
3) penjelasan terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Siswa memerlukan orientasi terhadap
permainan simulasi yang akan diikuti. Fase ini bermanfaat bagi siswa jika
sebelumnya tidak pernah mengikuti kegiatan pembelajaran yang menggunakan
simulasi. Perlu dijelaskan kepada siswa mengenai permasalahan yang akan
disimulasikan, termasuk juga mengapa digunakan metode ini dalam pembelajaran.
Bagian terpenting dalam fase ini adalah
penjelasan terhadap situasi simulasi. Siswa diberikan bayangan-bayangan dalam
pelaksanaan simulasi. Hal lain yang perlu dijelaskan kepada siswa adalah
tentang tujuan yang akan dicapai setelah permainan simulasi selesai. Penjelasan
terhadap situasi permainan dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman dalam
melakukan pembahasan terhadap hasil-hasil simulasi.
b. Penyiapan peserta
Bagian-bagian dari fase ini adalah:
1) menyusun skenario simulasi
2) menetapkan prosedur
3) mengorganisasikan peserta
Pada fase ini, guru menyusun dan
menjelaskan kepada siswa skenario simulasi, yaitu tentang apa saja yang akan
dilakukan oleh peserta simulasi. Termasuk di dalamnya adalah aturan-aturan yang
harus diikuti siswa, prosedur dan keputusan-keputusan yang harus dilakukan
siswa dalam simulasi. Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan peserta.
Jika siswa perlu dikelompokkan, maka guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok. berikutnya adalah pembagian peranan dalam permainan
simulasi. Siapa atau kelompok mana yang mempunyai suatu peranan perlu
dijelaskan kepada siswa. Juga, apa yang dilakukan oleh masing-masing pemegang
peran.
c. Pelaksanaan simulasi
Bagian-bagian fase ini terdiri atas
simulasi, dan penutup simulasi. Fase pelaksanaan simulasi adalah bagian utama
dari metode ini. Pada fase ini, semua komponen berinteraksi untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman yang disimulasikan, selanjutnya hal itu dipahami sebagai
bagian dari pelajaran. Siswa menerapkan permainan, sementara guru memfasilitasi
pelaksanaan simulasi. Fasilitasi yang dilakukan oleh guru sangat penting,
karena guru menginginkan siswa mempunyai cukup kebebasan untuk menganalisis
situasi, menyelesaikan permasalahan, dan membuat keputusan tanpa terlalu banyak
campur tangan dari guru. Siswa akan mempunyai pengertian di dalam dirinya bahwa
mereka telah melakukan sesuatu untuk memperoleh pengetahuan bagi mereka
sendiri. Singkatnya, guru hanya mengarahkan jika perlu, khususnya menjaga siswa
agar berada dalam perannya masing-masing. Akhirnya, guru menutup simulasi, jika
permainan tersebut sudah berakhir.
d. Diskusi
Bagian dari fase diskusi adalah berikut
ini.
1) Refleksi terhadap pelaksanaan simulasi,
2) Menghubungkan simulasi dengan dunia nyata.
Permainan simulasi bukanlah pengalaman belajar,
tetapi pembelajaran yang sebenarnya baru ditentukan setelah diskusi. Setalah
diskusi berakhir, barulah siswa memperoleh pelajaran yang dituntut untuk
dikuasai oleh siswa. Menurut Stadsklev, pada fase ini terdapat empat hal yang
harus diperhatikan, yaitu: pengalaman, identifikasi, analisis, dan
generalisasi.
Pada fase ini, semua pengalaman yang
diperoleh selama simulasi perlu direview agar nantinya dihubungkan dengan
pelajaran dan dunia nyata. Identifikasi bermakna mendeskripsikan pengalaman
dalam data-data yang terkumpul. Analisis dilakukan untuk melihat simulasi
secara lebih mendalam dan bermakna, sehingga diperoleh pemahaman yang lebih
baik. Terakhir adalah generalisasi, yaitu membuat generalisasi dari hasil-hasil
yang diperoleh selama simulasi untuk memperoleh pengetahuan yang dituntut untuk
dikuasai oleh siswa.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat
beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di
antaranya adalah:
a. Aktivitas simulasi
menyenangkan siswa sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas-aktivtas
simulasi sendiri tanpa bantuan siswa.
c. Memungkinkan eksperimen
tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
d. Tdak memerlukan skill komunikasi
yang pelik dalam bentuk aktivitas.
e. Simulasi dapat dijadikan
sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik
dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
f. Simulasi dapat
mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
g. Simulasi dapat memupuk keberanian
dan percaya diri siswa.
h. Memperkaya pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi
sosial yang problematis.
i. Simulasi dapat
meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan,
simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
a. Efektivitasnya dalam
memajukan proses belajar mengajar belum terbuktikan oleh riset.
b. Sering mendapatkan kritik dari orang tua karena aktivitas ini
melibatkan permainan.
c. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat
dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
d. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai
alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
e. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi
siswa dalam melakukan simulasi.
Metode
On The Job Training.
1. Pengertian
On The Job Training
On The Job
Training adalah
“pelatihan di tempat
kerja yang diselenggarakan dengan
maksud membentuk kecakapan tenaga
kerja yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan tertentu”. On
the job training
adalah suatu bentuk
pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan
pengetahuan dan pengalaman kerja atau transfer knowledge. Pelatihan ini langsung menerjunkan peserta didik
sesuai dengan job description
atau jobdesc masing-masing di bawah pengawasan dan bimbingan. On The Job
Training merupakan pelatihan yang
langsung dilaksanakan di tempat
kerja dengan penerapan
pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh di sekolah.
On The Job
Training dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan penguasaan berbagai ketrampilan
dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dan rutin sehingga diharapkan dapat
bekerja secara efektif dan efisien.
2. Peranan,
Tujuan On The Job Trining On.
Peranan sebagai dasar
dalam setiap kegiatan
maka dalam On
The Job Training diperlukan tujuan yang jelas. Peranan dari On
The Job Training adalah:
a. Peserta mampu menyesuaikan diri dengan dengan
lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Peserta memiliki tingkat kompetensi standar
sesuai dengan dipersyaratkan oleh dunia kerja.
c. Peserta menjadi tenaga
kerja yang berwawasan mutu
d. Peserta
dapat menyerap teknologi
dan budaya kerja
untuk pengembangan dirinya.
Pengenalan dunia kerja kepada peserta didik melalui On The Job Training dapat memberikan
pengalaman kerja yang
sesungguhnya dan peserta
didik memiliki etos kerja yang memiliki nilai ekonomi dan etos kerja
yang kreatif dan bermutu.
Metode On the job training memiliki
tujuan, yaitu:
1. Memperoleh pengalaman langsung (bagi karyawan
baru) mengenal jenis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2. Mengamati secara langsung apa yang
menjadi tanggung jawabnya, melihat apa yang harus dikerjakan, mempu menunjukkan
apa yang dikerjakan (salah dan benar) kemudian mampu menjelaskan tentang apa
yang dikerjakan.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampila dengan
jelas, mengamati, melihat, dan mengerjakan sendiri dibawah bimbingan
supervisor.
4. Meningkatkan kecpatan menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan mengulang-ulang jenis pekerjaan yang sama disertai kepercayaan
diri.
5. Meningkatkan
diri mulai dari tingkat dasar, terampil dan akhirnya menjadi mahir.
Kelebihan dan Kelemahan On The
Job Trining
Berikut beberapa kelebihan on the job Trining:
a. Karyawan melakukan pekerjaan yang sesungguhnya,
bukan tugas yang disimulasikan.
b. Karyawan mendapat instruksi dari
karyawan senior berpengalaman yang telah melaksanakan tugas dengan baik.
c. Pelatihan dilaksanakan di dalam
lingkungan kerja yang sesungguhnya, dalam kondisi normal tanpa membutuhkan
fasilitas pelatihan khusus.
d. Bersifat informal, tidak mahal,
dan mudah dijadwalkan.
e. Dapat menciptakan hubungan kerja sama
langsung antara karyawan dan pelatih.
f. Pelatihan sangat relevan dengan
pekerjaan dan membantu memotivasi kinerja tinggi.
Adapun kelemahan on the job trining adalah :
a. Motivasi
pelatih kurang untuk melatih, sehingga pelatihan jadi kurang serius.
b. Pelatih dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, namun kurang memiliki kemampuan melatih orang lain agar dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
c. Pelatih kurang / tidak memiliki waktu
untuk melatih dan kemudian menghapus elemen penting dalam proses pelatihan.
d. Karyawan yang tidak terlatih dengan
baik mungkin memiliki dampak negatif pada pekerjaan dan organisasional.
Rangkuman
Metode pemebalajaran merupakan cara yang digunakan
dalam mengadakan interaksi antara guru dengan siswa. Metode pembelajaran
jenisnya sangat beragam dan setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu
dalam prakteknya dalam pembelajaran mustahil hanya menggunakan satu metode
mengajar. Kombinasi menggunakan dari beberapa metode pembelajaran merupakan
keharusan dalam praktek mengajar.
Dalam penggunaan metode pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik (siswa), keadaan lingkungan, sarana
prasarana, kemampuan guru dan siswa.
0 komentar:
Posting Komentar